Dakwah Info/Manajemen Dakwah

Apa itu gosip??

Gambar
  Gosip menurut KBBI yakni obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan:   cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan: keretakan rumah tangga itu berasal dari ~ yang sampai ke telinga istrinya dan dipercayainya begitu saja tanpa diteliti lebih dulu; bergosip/ber·go·sip/ v melakukan gosip; bergunjing: banyak orang yang datang ke warung itu untuk sekadar ~ sambil melihat lalu lintas yang selalu ramai; menggosipkan/meng·go·sip·kan/ v menggunjingkan orang lain; mendesas- desuskan: banyak surat kabar dan majalah yang ~ bintang film itu sering datang di vila mewah itu; penggosip/peng·go·sip/ n (orang) yang suka menggosip: dia dikenal sebagai ~ di kompleks itu; Kalau dalam Islam gosip ini berarti gibah membicarakan orang lain... Smga Bermanfaat...🤲

PERAN KEPEMIMPINAN PADA ERA ZAMAN SEKARANG MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN

 

Penulis : Maratua Hasonangan Harahap & Dr. Hamidullah, Lc. M.A.

Kepemimpinan memiliki beberapa definisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kepemimpinan yaitu perihal memimpin, dan cara memimpin. Menurut Robbin kepemimpinan yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi sebuah kelompok guna mencapai visi yang telah ditetapkan (Robbin,2015). Menurut Handoko, Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran (Hani, 2015). Kartono mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, semangat, dan kekuatan moral yang mampu mempengaruhi anggota untuk mengubah sikap sehingga menjadi selaras dengan apa yang diinginkan pemimpin (Kartini, 2005).

Beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah kepala struktural yang berusaha mempengaruhi dan mengarahkan anggota atau bawahannya kepada tujuan tertentu atau demi tujuan tertentu. Hal ini merupakan instrument yang harus ada dalam sebuah organisasi atau perusahaan tertentu. Karena di mana ada kelompok atau anggota, di sana pasti ada pemimpin atau sebagai leadernya.

Kepemimpinan pada zaman sekarang menuntut adaptasi terhadap perubahan eksponensial, perkembangan teknologi, dan inovasi digital yang bergerak cepat. Menurut Armand, gaya kepemimpinan zaman dahulu yang linear tidak lagi sesuai, karena sekarang semua pihak harus berjalan bersama dan bekerja sama secara kolaboratif, tangkas, analitis, kreatif, dan inovatif. Pemimpin zaman sekarang perlu memiliki pola pikir kolaboratif, mengembangkan kualitas pribadi seperti integritas, antusiasme, dan kerendahan hati, serta memiliki growth mindset. Selain itu, kepemimpinan modern membutuhkan model kepemimpinan yang visioner, mampu membawa semangat, dan mempengaruhi pengikutnya berdasarkan tugas dan aspek sesuai kondisi yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan pada zaman sekarang menekankan pada keterlibatan aktif semua pihak, adaptasi terhadap perubahan, dan pola pikir kolaboratif. Didalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 30, sebagai berikut :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

            Ayat tersebut memaparkan dalam konsef kehidupan di mukabumi ini, Allah akan membangun sistem tersendiri untuk manusia dalam melakukan kehidupan, yakni adanya seorang kholifah/pemimpin. Dikarenakan kehidupan di mukabumi ini akan ada sekelompok orang yang akan menempatinya. Maka kata kholifah dalam ayat tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa adanya seorang pemimpin merupakan sesuatu yang wajib terjadi di bumi ini.

Menurut Muhammad Hanif Ibrahim, dkk dalam artikel "Fungsi Kepemimpinan Dan Pemimpin Dalam Islam”, Sifat-sifat Wajib bagi seorang pemimpin minimal harus mendekati sifat nabi sebagai berikut:[1]

1. Siddiq (Benar).

Siddiq artinya selalu benar dalam perkataan dan perbuatan. Dan kedua hal ini juga harus singkron dan sejalan. Karena benar artinya tidak berbohong tidak hanya kepada orang lain. Tidak berbohong terhadap diri sendiri juga di tuntut bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu benar dengan perkataan dan perbuatan merupakan hal yang sangat penting.

2. Amanah (Terpercaya)

Kepercayaan merupakan suatu hal inti dari sebuah komunitas. Seorang pemimpin harus dapat di percaya. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW, sejak belia sudah mendapat gelar al-Amiin, yakni yang terpercaya.

3. Tabligh (Menyampaikan)

Tabligh ini artinya menyampaikan semua yang di amanahkan. Tidak boleh ada yang di sembunyikan selama hal itu baik dan benar.

4. Fatanah (Pandai)

Kepintaran juga tidak kalah penting bagi seorang pemimpin. Karena tampa pintar akan ilmu pengetahuan akan bingung memimpin bawahan.

5. Maksum (Bebas Dari Dosa)

Maksum dalam konteks ini bukan berarti bebas dari dosa seutuhnya seperti Nabi, akan tetapi maksum dalam artian pemimpin harus mampu menjadi contoh dan tauladan. Hendaknya seorang pemimpin adalah orang yang terdepan dan yang paling utama bersih dari perbuatan dosa dan kesalahan baik secara aturan agama dan teknis atau perjanjian tertentu yang sudah di sepakati.

Dalam memilih seorang pemimpin Qur’an juga memiliki pandangan tersendiri. Sebagaimana yang tergambar dalam surah an-Nisa’ di bawah. Bahwa hendaklah jangan menjadikan orang kafir dalam hal atau kondisi tertentu.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu)?” (Q.S. an-Nisaa’: 144).

Dan dalam Qur’an surah al-Ma’idah di ingatkan bahwa, hendaknya seorang pemimpin adalah orang yang memang benar-benar serius dengan jabatannya, sebagaimana kandungan makna dalam ayat di bawah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman” (Q.S. al-Maidah: 57).

Kepemimpinan   zaman sekarang cenderung mengalami evolusi untuk mencerminkan perubahan dalam dinamika sosial, ekonomi, dan teknologi. Dalam perspektif Al-Quran, kepemimpinan harus didasarkan  pada prinsip kepercayaan (amanah) dan kesadaran akan Tuhan. Pemimpin harus memiliki sifat-sifat Allah yang terkumpul dalam Asmaul Husna,[2]dan sifat-sifat lainnya seperti keadilan, pemenuhan kepercayaan, kebenaran, ketekunan dalam melakukan apa yang benar, dan menghormati janji. Islam tidak membatasi perempuan untuk menjadi pemimpin, bahkan Al-Quran memberikan hak kepada kaum perempuan untuk menjadi pemimpin sebagaimana hak-hak yang diberikan kepada laki-laki, dengan syarat terpenuhinya kriteria untuk menjadi pemimpin.

 

 

 



[1] Muhammad Hanif, et al. "Fungsi Kepemimpinan Dan Pemimpin Dalam Islam". Lihat: https://publ.cc/OFUKjV

[2] Muhidin Arifin, and Ujang Nurjaman. "Model Kepemimpinan Pendidikan Masa Depan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan Sosiologi." Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 16.1 (2022): 208-223.

Komentar

Dakwah Info

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana

Gambaran umum tentang isi Buku Manajemen Dakwah, Problem dan solusi, di tulis oleh Abdul Hamid Al-bilali