Dakwah Info/Manajemen Dakwah
TIPE KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA DAKWAH
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
TIPE KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA
DAKWAH
Makalah
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan
SDM Lembaga Dakwah
Dosen
Pengampu: Dr. Cecep Castrawijaya, MM.
Disusun oleh:
Muhammad Hafizul Aripin
NIM: 21220530000014
MAGISTER MANAJEMEN
DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 4
A.
Kepemimpinan..................................................................................... 4
B.
Tipe
Pemimpin...................................................................................... 5
C.
Lembaga
Dakwah................................................................................ 6
BAB
III PENUTUP........................................................................................ 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
Sebagai
sebuah fitrah, manusia adalah makhluk terpimpin (Zainuddin Abdul Madjid 1997).
Kepemimpinan manusia tidak terlepas dari aturan-aturan yang ada. Aturan-aturan
tersebuat bisa berasal dari sebuah buku pedoman, kitab suci, maupun adat-adat
tertentu. Hal inilah yang menjadi latarbelakang gaya kepemimpinan masing-masing
orang yang memegang pimpinan.
Pemimpin
dalam bahasa arab di sebut Imam, dalam
bahasa inggris di sebut leader, dua kata ini memiliki arti makna yang sama
yakni pemimpin atau seorang pemimpin. Dalam pemahaman orang awam pemimpin
berarti orang yang sedang memegang jabatan tertinggi[1].
Sehingga kepemimpinan identik dengan kata jabatan, amanah, dan kehormatan.
Jiwa
seorang pemimpin akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Sehingga erat kaitan
terbentuknya jiwa pemimpin tergantung latar belakang seorang pemimpin itu
tumbuh dewasa. Sehingga dalam banyak regenerasi pemimpin akan banyak di temukan
gaya kepemimpinan, cara memimpin atau tipe memimpin yang di terapkan oleh
masing-masing individu pemimpin tertentu.
Lembaga
dakwah juga bisa dikatakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan spesifik[2].
Sehingga erat kaitannya antara kedua istilah tersebut. Istilah organisasi di
Indonesia pada abad 19-an sudah muncul istilah organisasi dengan di tandainya
banyak organisasi islam yang muncul. Sedangkan istilah lembaga dakwah ini
muncil belakangan seiring perkembangan zaman.
Dari
beberapa uraian tersebut kami ingin meneliti tipe-tipe pemimpin dalam
lembaga dakwah. Sebagai tambahan pengetahui
karakteristik, dan tipe pemimpin yang ada dalam lembaga dakwah tertentu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
Dalam islam
kepemimpinan merupakan wadah ikatan, wadah pembelajaran, dan wadah tauladan.
Pemberi pelajaran dari setiap kejadian di masyarakat untuk seorang pemimpin,
pemberi tauladan yang baik untuk rakyatnya dari seorang pemimpin. Seorang
pemimpin yang baik adalah yang tidak pernah menampakkan diri lapar di hadapan
rakyatnya dan tidak menampakkan kenyang di hadapan rakyatnya. Pemimpin yang
baik adalah yang tidak menampakkan kesedihan di hadapan rakyatnya akan tetapi
selalu bersahaja (Sukarso dan Iskandar Putong, 2015).
Kesahajaan seorang
pemimpin akan menambah rasa percaya diri bawahannya. Sehingga iya mampu
bekerjasama dalam membantu menyelesaikan persoalan yang ada dan kepemimpinan
yang baik adalah yang mampu mengkoordinir dan mampu meletakkan sesuai tugas dan
fungsi masing-masing anggota, sehingga proses manajerial, proses kerjasama dan
gotongroyong akan berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam hal kepemimpinan
seorang pemimpin harus yakin dengan semua prinsif yang iya fahami, menguasai
setiap visi dan misi yang sudah di sepakati, dan mampu membaca keadaan secara
untuh untuk mengambil kebijakan terbaik. Ketika seorang pemimpin sudah tidak
terlalu kuat dengan tekadnya yakni masih ragu dengan visi-misi yang ada, maka
di khawatirkan akan mengganggu kestabilan kepemimpinan yang dia pegang bila di
hantam dengan banyak permasalahan. Bahkan iya tidak akan mampu mempengaruhi
bawahannya.
Menurut Banny Hutahayan
Kepemimpinan merupakan sebuah proses mempengaruhi untuk menentukan tujuan,
memotivasi untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk memperbaiki dalam
sebuah organisasi tertentu (Banny Hutahayan, 2020). Meskipun tidak semua
kepemimpinan mewujutkan apa yang menjadi tujuan tertentu dari sebuah
organisasi, entah itu di pengaruhi faktor kebutuhan pribadi atau lainnya, tidak
sertamerta kepemimpinan itu hilang esensi dan tujuannya, dikarenakan pokok
dasar dari sebuah kepemimpinan adalah menyesuaikan antara kebutuhan dengan
tujuan bersama.
Kepemimpinn sering di
artikan sebagai sebuah setruktur yang memberikan pengikat antara yang memimpin
dengan yang di pimpin, hal tersebut terlihat dari intraksi yang akan terjadi
saling membutuhkan sehingga terjadilah sebuah ikatan. Kepemimpinan juga bisa
kita artikan sebuah organisasi yang menjadikan sebuah corak dalam kehidupan ini
yang akan menentukan jalan suatu kelompok ke arah yang mereka iginkan. Bahkan
dengan adanya ikatan yang saling membutuhkan itu, antara pemimpin dengan yang
di pimpin sulit untuk dipisahkan karena saling mebutuhkan satu sama lain. Tidak
adanya pemimpin kalau tidak ada yang di pimpin. Begitu juga sebaliknya, tidak
adanya yang di pimpin kalau tidak adanya yang memimpin.
B. Tipe-Tipe Pemimpin
Corak dalam memimpin
dari seorang pemimpin banyak dipengaruhi oleh latarbelakang kehidupan seorang
pemimpin tersebut, faktor pengetahuan, dan banyak faktor lainnya. Sehimgga
tidak diherankan ketika yang memimpin adalah mantan militer maka akan cendrung
dengan keotoriter. Jika yang memimpin adalah dari kalangan rakyat biasa maka
akan cendrung mengedepankan rasa dan kepedulian dalam memimpin akibat dari
pengalaman yang pernah dilaluinya. Dan ketika seorang pemimpin merupakan
seorang yang berlatarbelakang ulama, maka akan cendrung gaya memimpinnya akan banyak
dihiasi dengan ilmu dan hikmah.
Dinamika cara
kepemimpinan juga bisa di katakana sebuah kekuatan dalam memimpin seseorang
yang menjadi ciri khasnya, sehingga dengan itu iya mampu menggerakkan
anggotanya ke arah yang di kehendaki kepentingan bersama .
M. Munir dan Wahyu
Ilaihi mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai sebuah seni, pengaruh, dan
insfirasi dalam lembaga dakwah, sebagai berikut:
1.
Kepemimpinan sebagai salah satu seni
untuk menciptakan kesesuaian dalam mencari titik temu. Ini berarti bahwa setiap
pemimpin/manajer harus mampu bekerjasama dengan anggota organisasi tersebut
guna mencapai hasil yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah
suatu seni bagaimana orang lain mengikuti serangkaian tindakan orang untuk
mencapai tujuan.
2.
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk
persuasif dan inspirasi yang dimaksudkan sebagai suatu kemampuan mempengaruhi
umat yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan melalui himbauan dan
pendekatan.
3.
Kepemimpinan adalah kepribadian yang
memiliki pengaruh yang bersumber dari akhlak. Dalam sifat atau nilai-nilai
pribadi adalah mengacu pada akhlak Rasulullah yang merupakan sumber utama.
Dari sekian pemaparan
di atas penulis berkesipulan bahawa dinamika atau tipe kepemimpinan akan erat
kaitannya dengan latarbelakang seorang pemimpin sehingga cara
pengemplementasiannya di salurkan melalui banyak asfek yang mungkin bisa
dijangkau dengan kemampuan seorang pemimpin sehingga didalamnya terdapat sebuah
proses dan terdapat sebuah seni dan nilai dalam kepemimpinan seorang pemimpin.
Toto Tasmara
mengemukakan bahwa manajer harus dibekali dengan sifat-sifat Rasulullah saw.
Sifat-sifat tersebut meliputi:
1.
Shiddiq, sifat ini memunculkan akhlak
mulia seperti:
1)
jujur pada diri sendiri;
2)
jujur terhadap orang lain;
3)
jujur terhadap Allah;
4)
menyebar salam.
2.
Tabligh, sifat ini memunculkan kemampuan
dan kekuatan seperti:
1)
keterampilan berkomunikasi;
2)
kuat menghadapi tekanan;
3)
kerjasama dan harmoni.
3.
Amanah, sifat ini mencerminkan:
1)
rasa tanggungjawab dan ingin menunjukkan hasil yang optimal;
2)
ingin melaksanakan amanahnya dengan sebaik-baiknya;
3)
ingin dipercaya dan mempercayai;
4)
hormat menghormati.
4.
Fathanah, sifat ini mencerminkan:
1)
seseorang yang diberi hikmah dan ilmu
2)
berdisiplin dan proaktif
3)
mampu memilih yang terbaik.
Berkaitan dengan karakteristik
kepemimpinan di atas, EK. Imam Munawir menambahkan sejumlah ciri-ciri yang juga
harus dimiliki pemimpin guna berhasilnya kelompok/organisasi yang dijalankan,
diantaranya:
1.
Mampu menanamkan sikap tasamuh (toleransi);
2.
mampu menumbuhkan kerjasama dan solidaritas;
3. mampu menghilangkan
kultus wadah dan diganti dengan fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam
kebaikan);
4.
bersikap terbuka baik dalam menerima ide, saran maupun kritik;
5.
mampu menciptakan tenaga pengganti (kaderisasi);
6. mampu mengatasi
penyakit jahid (reaksi yang berlebihan) dan jamid (kebekuan berfikir dalam
organisasi).[3]
C.
Lembaga
Dakwah
Dakwah merupakan
aktifitas menyeru atau mengajak kepada yang baik dan mencegah kepada yang
mungkar Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, dengan
tujuan mendapat rido dari Alloh SWT. Supaya mendapatkan kehidupan yang lebih
baik diatas dunia ini lebih-lebih untuk kehidupan akhirat kelak.
Kegiatan dakwah ini
sudah ada sejak zaman nabi kita Nabi Muhammad SAW, bahkan sejak zaman nabi Adam
AS. Sehingga kegiatan dakwah ini bisa dikatakan sebagai aktifitas yang tidak
akan pernah terpisahkan dari aktifitas manusia sebagai kholifah di bumi ini.
Karena aktifitas dakwah ini sangat erat kaitannya sebagai jalan pemersatu dan
jalan saling memperbaiki dalam kehidupan bermasyarakat.
Seiring dengan
berkembang pesatnya penyebaran ajaran islam dengan itupula berkembang kegiatan
dalam berdakwah. Perkembangan kegiatan dakwah pada ahir-ahir ini banyak di
tandai dengan munculnya banyak peminat dan penggiat, sehingga di bentuklah
berbagai macam cara dan gerakan. Salah satunya yakni dengan mendirikan lembaga
dakwah yang masih bertujuan dalam rangka Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar juga.
Dalam Al-qur’an sendiri
di terangkan bahwa hendaklah kita selalu menjadi orang yang selalu berdakwah
artinya selalu ber- Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar
وَلْتَكُن
مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.(Q.S. Ali Imron: 104).
Maksud ayat
ini,hendaklah sebagian di anatara ummat ini ada yang sanggup memegang dan
bergelut di bidang dakwah ini.[4]
Baik dengan cara sendiri dan maupun dengan lembaga dakwah sendiri.
Lembaga dakwah
merupakan mediasi yang berbasis pada pengembangan diri dan aktifitas dakwah.
Ambil contoh misalnya lembaga dakwah kampus yang berperan erat sebagai sarana
pengembangan diri mahasiswa sekaligus sebagai sarana dakwah itu sendiri. Sebagai
lembaga pengembagan diri, lembaga dakwah
kampus bergerak di bidang pendidikan yakni aktifitas belajar dan
mengajar yang intisarinya bertujuan kepada Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar.
Sebagai lembaga dakwah langsung, lembaga dakwah kampus di isi dengan banyak
kegiatan dakwah baik itu ceramah umum dan lainsebagainya.
Fungsi dan mamfaat
terjun langsung ke kegiatan lembaga dakwah ini antara lain adalah: menambah
relasi dan teman baru; mengasah hard
skills dan soft skills, mengasah kemampuan
publick speaking (keampuan berbicara didepan umum); mengasah leadership
(kepemimpinan); management team (mengatur tim); memiliki kesepatan untuk
mencari motivator dan mentor.[5]
1. Menambah
relasi
Relasi adalah
sekelompok orang yang berasal dari berbagai populasi manusia, berada dalam
suatu wadah yang saling berhubungan dan berkaitan, dan melakukan interaksi
antara satu sama lain. Relasi bisa dikatakan sebagai teman, dari situ orang
akan saling sharing tentang pengalaman dan ilmu.
2. Mengasah
hard skills dan soft skills
Hard skill adalah
kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan suatu hal, penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmunya. Indikator-indikator
hardskill adalah keterampilan akademis, keterampilan akademis, teknologi, dan
ilmu pengetahuan. Sedangkan Softskill adalah kecerdasan dari seseorang yang merupakan
syarat dari sebuah pekerjaan. Secara garis besar softskill gabungan intrapersonal
dan interpersonal. Softskill ada indikator-indikatornya, yaitu keterampilan
spiritual, keterampilan komunikasi, keterampilan emosional, etika, moral,
santun, dan bahasa.[6]
3. Mengasah
kemampuan public speaking
Publik Speaking artinya
berbicara di depan umum. Maksudnya adalah ketika kita masuk ke Lembaga Dakwah
kita bisa belajar menguasai dan memiliki rasa percaya diri ketika berbicara
didepan umum, karena kebanyakan dari mahasiswa ragu untuk berbicara didepan
umum.
4. Melatih
leadership
Leadership artinya kepemimpinan,
ketika terjun dalam Lembaga Dakwah seseorang bisa melatih kepemimpinannya. Di
Lembaga Dakwah tidak hanya berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan.
5. Management
team
Management team artinya
bisa mengatur tim, tanpa adanya rasa egois yang ingin menag sendri, harus ada
rasa kebersamaan, karena dalam Lembaga Dakwah akan merangkul seseorang untuk
bisa menghargai sesama tim.
6. Memiliki
kesempatan untuk mencari mentor
Disini seseorang bisa
mencari sang mentor (pendamping) yang bisa memberikan motivasi terbaik. Mentor
adalah pembimbing atau pengasuh yang selalu mendampingi dan mengarahkan.
BAB
III
PENUTUP
D.
Kesimpulan
Dengan memahami secara
terperinci aspek kepemimpinan dalam lembaga dakwah kita bisa mengetahui
berbagai macam problem yang harus di ketahui sebelum memegang pimpinan. Semakin
mendalam seorang pemimpin memahaminya maka semakin mudah iya mengambil
kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Dalam proses mengenal
tipe kepemimpinan dalam lembaga dakwah juga di perlukan pendekatan-pendekatan
yang bersifat objektif yakni tepat sasaran dengan kejadian yang memang terjadi
dilapangan. Ambil contoh di tanah air yang pernah di pimpin seorang mantan
tentara dan kini di pimpin dari asal rakyat biasa. Tipe kepemimpinan sangatlah
terlihat menonjol dimana yang satu cendrung otoriter dan yang satu cendrung
merakyat.
Secara garisbesar tipe
pemimpin khusus di lembaga dakwah memang tidak bisa ditemukan secara langsung
melainkan harus mengambil pendekatan dengan kepemimpinan yang ada kaitannya
dengan misi dakwah untuk saat ini. Berbeda halnya dengan tipe pemimpin pada
zaman Nabi yang memang murni kegiatan kepemimpinan bisa dikatakan keseluruhan
untuk misi berdakwah. Seorang pemimpin yang bisa meniru dan memegang teguh
sifat yang ada pada nabi yakni sifat Siddiq Tablig Amanah dan Fatonah sudah
bisa di kategorikan iya sebagai pemimpin dalam misi dakwah.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-bayanuni, Muhammad Abu Al-fth, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta:
Pustaka Al-kautsar, 2021).
EK. Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,
t.t).
Fadilah, Nurul, Peran
Lembaga Dakwah Dalam Mengembangkan Potensi Mahasiswa dalam Manajemen Dakwah,
Jurnal Mudabbir, Volume 3, Nomor 2 Desember 2022.
Hutahayan, Banny. Kepemimpinan Teoro dan Praktek, (Yogyakarta: Budi Utama, 2020).
Syagala, Syaiful. Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenadamedia 2018).
Tiarto, Eko Hari, Cara Berdakwah Pemuda Masa Kini,(Sukabumi: Jejak, 2019).
Wahyuni, Pengaruh
Hard Skill dan Soft Skrill Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan, (Skripsi, FEBI, UIN Alauddin Makassar, 2016).
[1]
Syaiful Syagala, Pendekatan dan Model
Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media 2018)
[2]
Muhammad Abu Al-fth Al-bayanuni, Pengantar
Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2021), hal. 324.
[3]
Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan
dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t),
hal.133-144.
[4] Eko
Hari Tiarto, Cara Berdakwah Pemuda Masa
Kini,(Sukabumi: Jejak, 2019), hal. 7 cet. pertama
[5]
Nurul Fadilah, Peran Lembaga Dakwah Dalam
Mengembangkan Potensi Mahasiswa dalam Manajemen Dakwah, Jurnal Mudabbir,
Volume 3, Nomor 2 Desember 2022 E – ISSN. Hal. 398.
[6]
Wahyuni, Pengaruh Hard Skill dan Soft
Skrill Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan
Provinsi
Sulawesi Selatan, (Skripsi, FEBI, UIN Alauddin Makassar, 2016), hlm.29-30
Komentar
Posting Komentar