Dakwah Info/Manajemen Dakwah

Apa itu gosip??

Gambar
  Gosip menurut KBBI yakni obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan:   cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan: keretakan rumah tangga itu berasal dari ~ yang sampai ke telinga istrinya dan dipercayainya begitu saja tanpa diteliti lebih dulu; bergosip/ber·go·sip/ v melakukan gosip; bergunjing: banyak orang yang datang ke warung itu untuk sekadar ~ sambil melihat lalu lintas yang selalu ramai; menggosipkan/meng·go·sip·kan/ v menggunjingkan orang lain; mendesas- desuskan: banyak surat kabar dan majalah yang ~ bintang film itu sering datang di vila mewah itu; penggosip/peng·go·sip/ n (orang) yang suka menggosip: dia dikenal sebagai ~ di kompleks itu; Kalau dalam Islam gosip ini berarti gibah membicarakan orang lain... Smga Bermanfaat...🤲

TIPE KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA DAKWAH

 

TIPE KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA DAKWAH

 

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan SDM Lembaga Dakwah

 

Dosen Pengampu: Dr. Cecep Castrawijaya, MM.

 


 

 

Disusun oleh:

Muhammad Hafizul Aripin

NIM: 21220530000014

 

 

 

 

 

 

 

 

MAGISTER MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH    JAKARTA

2022


 

 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4

A.    Kepemimpinan..................................................................................... 4

B.     Tipe Pemimpin...................................................................................... 5

C.     Lembaga Dakwah................................................................................ 6

BAB III PENUTUP........................................................................................ 9

A. Kesimpulan............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai sebuah fitrah, manusia adalah makhluk terpimpin (Zainuddin Abdul Madjid 1997). Kepemimpinan manusia tidak terlepas dari aturan-aturan yang ada. Aturan-aturan tersebuat bisa berasal dari sebuah buku pedoman, kitab suci, maupun adat-adat tertentu. Hal inilah yang menjadi latarbelakang gaya kepemimpinan masing-masing orang yang memegang pimpinan.

Pemimpin dalam bahasa arab di sebut Imam, dalam bahasa inggris di sebut leader, dua kata ini memiliki arti makna yang sama yakni pemimpin atau seorang pemimpin. Dalam pemahaman orang awam pemimpin berarti orang yang sedang memegang jabatan tertinggi[1]. Sehingga kepemimpinan identik dengan kata jabatan, amanah, dan kehormatan.

Jiwa seorang pemimpin akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Sehingga erat kaitan terbentuknya jiwa pemimpin tergantung latar belakang seorang pemimpin itu tumbuh dewasa. Sehingga dalam banyak regenerasi pemimpin akan banyak di temukan gaya kepemimpinan, cara memimpin atau tipe memimpin yang di terapkan oleh masing-masing individu pemimpin tertentu.

Lembaga dakwah juga bisa dikatakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan spesifik[2]. Sehingga erat kaitannya antara kedua istilah tersebut. Istilah organisasi di Indonesia pada abad 19-an sudah muncul istilah organisasi dengan di tandainya banyak organisasi islam yang muncul. Sedangkan istilah lembaga dakwah ini muncil belakangan seiring perkembangan zaman.

Dari beberapa uraian tersebut kami ingin meneliti tipe-tipe pemimpin dalam lembaga  dakwah. Sebagai tambahan pengetahui karakteristik, dan tipe pemimpin yang ada dalam lembaga dakwah tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

Dalam islam kepemimpinan merupakan wadah ikatan, wadah pembelajaran, dan wadah tauladan. Pemberi pelajaran dari setiap kejadian di masyarakat untuk seorang pemimpin, pemberi tauladan yang baik untuk rakyatnya dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik adalah yang tidak pernah menampakkan diri lapar di hadapan rakyatnya dan tidak menampakkan kenyang di hadapan rakyatnya. Pemimpin yang baik adalah yang tidak menampakkan kesedihan di hadapan rakyatnya akan tetapi selalu bersahaja (Sukarso dan Iskandar Putong, 2015).

Kesahajaan seorang pemimpin akan menambah rasa percaya diri bawahannya. Sehingga iya mampu bekerjasama dalam membantu menyelesaikan persoalan yang ada dan kepemimpinan yang baik adalah yang mampu mengkoordinir dan mampu meletakkan sesuai tugas dan fungsi masing-masing anggota, sehingga proses manajerial, proses kerjasama dan gotongroyong akan berjalan sebagaimana mestinya.

Dalam hal kepemimpinan seorang pemimpin harus yakin dengan semua prinsif yang iya fahami, menguasai setiap visi dan misi yang sudah di sepakati, dan mampu membaca keadaan secara untuh untuk mengambil kebijakan terbaik. Ketika seorang pemimpin sudah tidak terlalu kuat dengan tekadnya yakni masih ragu dengan visi-misi yang ada, maka di khawatirkan akan mengganggu kestabilan kepemimpinan yang dia pegang bila di hantam dengan banyak permasalahan. Bahkan iya tidak akan mampu mempengaruhi bawahannya.

Menurut Banny Hutahayan Kepemimpinan merupakan sebuah proses mempengaruhi untuk menentukan tujuan, memotivasi untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk memperbaiki dalam sebuah organisasi tertentu (Banny Hutahayan, 2020). Meskipun tidak semua kepemimpinan mewujutkan apa yang menjadi tujuan tertentu dari sebuah organisasi, entah itu di pengaruhi faktor kebutuhan pribadi atau lainnya, tidak sertamerta kepemimpinan itu hilang esensi dan tujuannya, dikarenakan pokok dasar dari sebuah kepemimpinan adalah menyesuaikan antara kebutuhan dengan tujuan bersama.

Kepemimpinn sering di artikan sebagai sebuah setruktur yang memberikan pengikat antara yang memimpin dengan yang di pimpin, hal tersebut terlihat dari intraksi yang akan terjadi saling membutuhkan sehingga terjadilah sebuah ikatan. Kepemimpinan juga bisa kita artikan sebuah organisasi yang menjadikan sebuah corak dalam kehidupan ini yang akan menentukan jalan suatu kelompok ke arah yang mereka iginkan. Bahkan dengan adanya ikatan yang saling membutuhkan itu, antara pemimpin dengan yang di pimpin sulit untuk dipisahkan karena saling mebutuhkan satu sama lain. Tidak adanya pemimpin kalau tidak ada yang di pimpin. Begitu juga sebaliknya, tidak adanya yang di pimpin kalau tidak adanya yang memimpin.

 

 

 

B.  Tipe-Tipe Pemimpin

Corak dalam memimpin dari seorang pemimpin banyak dipengaruhi oleh latarbelakang kehidupan seorang pemimpin tersebut, faktor pengetahuan, dan banyak faktor lainnya. Sehimgga tidak diherankan ketika yang memimpin adalah mantan militer maka akan cendrung dengan keotoriter. Jika yang memimpin adalah dari kalangan rakyat biasa maka akan cendrung mengedepankan rasa dan kepedulian dalam memimpin akibat dari pengalaman yang pernah dilaluinya. Dan ketika seorang pemimpin merupakan seorang yang berlatarbelakang ulama, maka akan cendrung gaya memimpinnya akan banyak dihiasi dengan ilmu dan hikmah.

Dinamika cara kepemimpinan juga bisa di katakana sebuah kekuatan dalam memimpin seseorang yang menjadi ciri khasnya, sehingga dengan itu iya mampu menggerakkan anggotanya ke arah yang di kehendaki kepentingan bersama .

M. Munir dan Wahyu Ilaihi mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai sebuah seni, pengaruh, dan insfirasi dalam lembaga dakwah, sebagai berikut:

1.      Kepemimpinan sebagai salah satu seni untuk menciptakan kesesuaian dalam mencari titik temu. Ini berarti bahwa setiap pemimpin/manajer harus mampu bekerjasama dengan anggota organisasi tersebut guna mencapai hasil yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni bagaimana orang lain mengikuti serangkaian tindakan orang untuk mencapai tujuan.

2.      Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi yang dimaksudkan sebagai suatu kemampuan mempengaruhi umat yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan melalui himbauan dan pendekatan.

3.      Kepemimpinan adalah kepribadian yang memiliki pengaruh yang bersumber dari akhlak. Dalam sifat atau nilai-nilai pribadi adalah mengacu pada akhlak Rasulullah yang merupakan sumber utama.

Dari sekian pemaparan di atas penulis berkesipulan bahawa dinamika atau tipe kepemimpinan akan erat kaitannya dengan latarbelakang seorang pemimpin sehingga cara pengemplementasiannya di salurkan melalui banyak asfek yang mungkin bisa dijangkau dengan kemampuan seorang pemimpin sehingga didalamnya terdapat sebuah proses dan terdapat sebuah seni dan nilai dalam kepemimpinan seorang pemimpin.

Toto Tasmara mengemukakan bahwa manajer harus dibekali dengan sifat-sifat Rasulullah saw. Sifat-sifat tersebut meliputi:

1.      Shiddiq, sifat ini memunculkan akhlak mulia seperti:

1) jujur pada diri sendiri;

2) jujur terhadap orang lain;

3) jujur terhadap Allah;

4) menyebar salam.

2.      Tabligh, sifat ini memunculkan kemampuan dan kekuatan seperti:

1) keterampilan berkomunikasi;

2) kuat menghadapi tekanan;

3) kerjasama dan harmoni.

3.      Amanah, sifat ini mencerminkan:

1) rasa tanggungjawab dan ingin menunjukkan hasil yang optimal;

2) ingin melaksanakan amanahnya dengan sebaik-baiknya;

3) ingin dipercaya dan mempercayai;

4) hormat menghormati.

4.      Fathanah, sifat ini mencerminkan:

1) seseorang yang diberi hikmah dan ilmu

2) berdisiplin dan proaktif

3) mampu memilih yang terbaik.

Berkaitan dengan karakteristik kepemimpinan di atas, EK. Imam Munawir menambahkan sejumlah ciri-ciri yang juga harus dimiliki pemimpin guna berhasilnya kelompok/organisasi yang dijalankan, diantaranya:

1. Mampu menanamkan sikap tasamuh (toleransi);

2. mampu menumbuhkan kerjasama dan solidaritas;

3. mampu menghilangkan kultus wadah dan diganti dengan fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan);

4. bersikap terbuka baik dalam menerima ide, saran maupun kritik;

5. mampu menciptakan tenaga pengganti (kaderisasi);

6. mampu mengatasi penyakit jahid (reaksi yang berlebihan) dan jamid (kebekuan berfikir dalam organisasi).[3]

 

C.    Lembaga Dakwah

Dakwah merupakan aktifitas menyeru atau mengajak kepada yang baik dan mencegah kepada yang mungkar Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, dengan tujuan mendapat rido dari Alloh SWT. Supaya mendapatkan kehidupan yang lebih baik diatas dunia ini lebih-lebih untuk kehidupan akhirat kelak.

Kegiatan dakwah ini sudah ada sejak zaman nabi kita Nabi Muhammad SAW, bahkan sejak zaman nabi Adam AS. Sehingga kegiatan dakwah ini bisa dikatakan sebagai aktifitas yang tidak akan pernah terpisahkan dari aktifitas manusia sebagai kholifah di bumi ini. Karena aktifitas dakwah ini sangat erat kaitannya sebagai jalan pemersatu dan jalan saling memperbaiki dalam kehidupan bermasyarakat.

Seiring dengan berkembang pesatnya penyebaran ajaran islam dengan itupula berkembang kegiatan dalam berdakwah. Perkembangan kegiatan dakwah pada ahir-ahir ini banyak di tandai dengan munculnya banyak peminat dan penggiat, sehingga di bentuklah berbagai macam cara dan gerakan. Salah satunya yakni dengan mendirikan lembaga dakwah yang masih bertujuan dalam rangka Amar Ma’ruf Nahi Mungkar juga.

Dalam Al-qur’an sendiri di terangkan bahwa hendaklah kita selalu menjadi orang yang selalu berdakwah artinya selalu ber- Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(Q.S. Ali Imron: 104).

Maksud ayat ini,hendaklah sebagian di anatara ummat ini ada yang sanggup memegang dan bergelut di bidang dakwah ini.[4] Baik dengan cara sendiri dan maupun dengan lembaga dakwah sendiri.

Lembaga dakwah merupakan mediasi yang berbasis pada pengembangan diri dan aktifitas dakwah. Ambil contoh misalnya lembaga dakwah kampus yang berperan erat sebagai sarana pengembangan diri mahasiswa sekaligus sebagai sarana dakwah itu sendiri. Sebagai lembaga pengembagan diri, lembaga dakwah  kampus bergerak di bidang pendidikan yakni aktifitas belajar dan mengajar yang intisarinya bertujuan kepada Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar. Sebagai lembaga dakwah langsung, lembaga dakwah kampus di isi dengan banyak kegiatan dakwah baik itu ceramah umum dan lainsebagainya.

Fungsi dan mamfaat terjun langsung ke kegiatan lembaga dakwah ini antara lain adalah: menambah relasi dan teman baru; mengasah hard skills dan soft skills, mengasah kemampuan publick speaking (keampuan berbicara didepan umum); mengasah leadership (kepemimpinan); management team (mengatur tim); memiliki kesepatan untuk mencari motivator dan mentor.[5]

1.   Menambah relasi

Relasi adalah sekelompok orang yang berasal dari berbagai populasi manusia, berada dalam suatu wadah yang saling berhubungan dan berkaitan, dan melakukan interaksi antara satu sama lain. Relasi bisa dikatakan sebagai teman, dari situ orang akan saling sharing tentang pengalaman dan ilmu.

2.   Mengasah hard skills dan soft skills

Hard skill adalah kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan suatu hal, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmunya. Indikator-indikator hardskill adalah keterampilan akademis, keterampilan akademis, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Softskill adalah kecerdasan dari seseorang yang merupakan syarat dari sebuah pekerjaan. Secara garis besar softskill gabungan intrapersonal dan interpersonal. Softskill ada indikator-indikatornya, yaitu keterampilan spiritual, keterampilan komunikasi, keterampilan emosional, etika, moral, santun, dan bahasa.[6]

3.   Mengasah kemampuan public speaking

Publik Speaking artinya berbicara di depan umum. Maksudnya adalah ketika kita masuk ke Lembaga Dakwah kita bisa belajar menguasai dan memiliki rasa percaya diri ketika berbicara didepan umum, karena kebanyakan dari mahasiswa ragu untuk berbicara didepan umum.

4.   Melatih leadership

Leadership artinya kepemimpinan, ketika terjun dalam Lembaga Dakwah seseorang bisa melatih kepemimpinannya. Di Lembaga Dakwah tidak hanya berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan.

5.   Management team

Management team artinya bisa mengatur tim, tanpa adanya rasa egois yang ingin menag sendri, harus ada rasa kebersamaan, karena dalam Lembaga Dakwah akan merangkul seseorang untuk bisa menghargai sesama tim.

6.   Memiliki kesempatan untuk mencari mentor

Disini seseorang bisa mencari sang mentor (pendamping) yang bisa memberikan motivasi terbaik. Mentor adalah pembimbing atau pengasuh yang selalu mendampingi dan mengarahkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

D.    Kesimpulan

Dengan memahami secara terperinci aspek kepemimpinan dalam lembaga dakwah kita bisa mengetahui berbagai macam problem yang harus di ketahui sebelum memegang pimpinan. Semakin mendalam seorang pemimpin memahaminya maka semakin mudah iya mengambil kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Dalam proses mengenal tipe kepemimpinan dalam lembaga dakwah juga di perlukan pendekatan-pendekatan yang bersifat objektif yakni tepat sasaran dengan kejadian yang memang terjadi dilapangan. Ambil contoh di tanah air yang pernah di pimpin seorang mantan tentara dan kini di pimpin dari asal rakyat biasa. Tipe kepemimpinan sangatlah terlihat menonjol dimana yang satu cendrung otoriter dan yang satu cendrung merakyat.

Secara garisbesar tipe pemimpin khusus di lembaga dakwah memang tidak bisa ditemukan secara langsung melainkan harus mengambil pendekatan dengan kepemimpinan yang ada kaitannya dengan misi dakwah untuk saat ini. Berbeda halnya dengan tipe pemimpin pada zaman Nabi yang memang murni kegiatan kepemimpinan bisa dikatakan keseluruhan untuk misi berdakwah. Seorang pemimpin yang bisa meniru dan memegang teguh sifat yang ada pada nabi yakni sifat Siddiq Tablig Amanah dan Fatonah sudah bisa di kategorikan iya sebagai pemimpin dalam misi dakwah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-bayanuni, Muhammad Abu Al-fth, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2021).

EK. Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,

t.t).

Fadilah, Nurul, Peran Lembaga Dakwah Dalam Mengembangkan Potensi Mahasiswa dalam Manajemen Dakwah, Jurnal Mudabbir, Volume 3, Nomor 2 Desember 2022.

Hutahayan, Banny. Kepemimpinan Teoro dan Praktek, (Yogyakarta: Budi Utama, 2020).

Syagala, Syaiful. Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenadamedia 2018).

Tiarto, Eko Hari, Cara Berdakwah Pemuda Masa Kini,(Sukabumi: Jejak, 2019).

Wahyuni, Pengaruh Hard Skill dan Soft Skrill Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, (Skripsi, FEBI, UIN Alauddin Makassar, 2016).

 



[1] Syaiful Syagala, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media 2018)

[2] Muhammad Abu Al-fth Al-bayanuni, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2021), hal. 324.

[3] Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t),

hal.133-144.

[4] Eko Hari Tiarto, Cara Berdakwah Pemuda Masa Kini,(Sukabumi: Jejak, 2019), hal. 7 cet. pertama

[5] Nurul Fadilah, Peran Lembaga Dakwah Dalam Mengembangkan Potensi Mahasiswa dalam Manajemen Dakwah, Jurnal Mudabbir, Volume 3, Nomor 2 Desember 2022 E – ISSN. Hal. 398.

[6] Wahyuni, Pengaruh Hard Skill dan Soft Skrill Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan

Provinsi Sulawesi Selatan, (Skripsi, FEBI, UIN Alauddin Makassar, 2016), hlm.29-30

Komentar

Dakwah Info

Memahami Sejarah Terbentuknya Konsep dan Sistem Kebijakan Ekonomi pada masa Rasululloh dan Khulafa’urrosyidin

Manajemen Dakwah- Ayat-Ayat Al-qur'an yang Menyebutkan tentang Manusia

Perintah Dalam Qur'an untuk membuat rencana

PERAN KEPEMIMPINAN PADA ERA ZAMAN SEKARANG MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Gambaran umum tentang isi Buku Manajemen Dakwah, Problem dan solusi, di tulis oleh Abdul Hamid Al-bilali